Deep Dive Korea: Song Ji-hyo’s Haenyeo Adventure – A Breathtaking Dive into Jeju’s Living Heritage

JTBC’s special documentary Deep Dive Korea: Song Ji-hyo’s Haenyeo Adventure marks the first co-production between JTBC and BBC Studios, bringing global attention to Korea’s treasured haenyeo (female divers) culture. This three-part documentary series follows beloved actress Song Ji-hyo as she embarks on an emotional and physically demanding journey to become a haenyeo — women who dive into the ocean without breathing equipment to gather seafood, a tradition recognized by UNESCO as an Intangible Cultural Heritage of Humanity. A Journey Beneath the Surface Filmed across scenic locations in Jeju Island — including Hado-ri, Beophwan-dong, and Yongsu-ri — from May 2023 to January 2024, the documentary intimately captures Song Ji-hyo undergoing intense training while immersing herself in the lives of real haenyeo. Viewers follow her first dive of the fall season alongside the seasoned divers of Hado-ri, uncovering not only the harsh realities of the ocean but also the strength, resilience, and community spirit of the women who call it home. Song Ji-hyo: A Role Meant by Fate Actress Song Ji-hyo expressed that participating in this project felt like fate. With a background rooted in the sea — her mother a former swimmer and her aunt a haenyeo — the story struck a personal chord. “It wasn’t just a job; I felt I had to do it,” she shared. Taking on one of the most physically and mentally demanding roles of her career, she described this experience as one of the most dedicated moments of her life. BBC’s Vision Meets Jeju’s Legacy The concept originated from BBC Studios, who wanted to present the world of haenyeo through a familiar and engaging figure. BBC proposed casting Song Ji-hyo, citing her genuine spirit and determination. Ryan Shiotani, SVP of Content for BBC Studios Asia, stated, “We are thrilled to bring the breathtaking scenery of Jeju and the inspiring lives of haenyeo to global audiences on JTBC and BBC Earth. Song Ji-hyo showed unwavering commitment throughout this immersive journey.” Capturing Korea’s Unique Cultural Landscape The production was made possible through the Jeju Location Incentive Support Program, spearheaded by Jeju Province and the Jeju Content Agency, offering both financial and logistical backing. The documentary also highlights the stunning natural beauty of Jeju Island, one of the New 7 Wonders of Nature, adding depth and visual wonder to the cultural narrative. At the official press conference held at Stanford Hotel in Sangam, Seoul, Song Ji-hyo commented on the emotional depth of haenyeo stories, comparing the documentary to the Netflix drama “A Killer Paradox” (폭싹 속았수다), but emphasizing that Deep Dive Korea offers an even more detailed, authentic portrayal of haenyeo life. Director Heo Jin of JTBC’s Studio SAY described the documentary as more than a broadcast: “It’s a deeply emotional experience that delicately portrays the strength and way of life of Jeju’s haenyeo. It’s a rare opportunity to connect with and share Korea’s unique cultural heritage with the world.”

Read more
Mengenal Haenyeo: Penyelam Wanita Legendaris dari Pulau Jeju Korea

Belakangan ini, budaya Haenyeo Jeju kembali menarik perhatian publik lewat serial Netflix populer “When Life Gives You Tangerines” (judul Korea: 폭싹 속았수다) yang menampilkan kehidupan dan perjuangan para penyelam wanita Korea dari awal cerita. Selain itu, dokumenter spesial JTBC bekerja sama dengan BBC, berjudul “Deep Dive Korea: Petualangan Song Ji-hyo bersama Haenyeo”, juga memperlihatkan secara mendalam kehidupan dan semangat para Haenyeo. Apa Itu Haenyeo? Haenyeo (해녀) adalah penyelam wanita tradisional Korea, khususnya dari Pulau Jeju, yang menyelam tanpa alat bantu pernapasan untuk mengumpulkan hasil laut seperti abalon, gurita, teripang, rumput laut, dan kerang. Di wilayah lain Korea, mereka juga dikenal dengan nama berbeda seperti murekkun (di pantai selatan) atau jamnyeo/jamsu (di Jeju). Uniknya, praktik menyelam tanpa alat bantu pernapasan seperti ini hanya ditemukan di Korea dan Jepang. Namun, Jeju memiliki konsentrasi penyelam wanita terbanyak di dunia, menjadikannya budaya maritim yang sangat unik. Sejarah dan Penyebaran Haenyeo Profesi Haenyeo telah ada sejak zaman kuno. Catatan dalam “Samguk Sagi” (삼국사기) dan dokumen era Goryeo serta Joseon menunjukkan keberadaan mereka. Pada masa lalu, Haenyeo dari Jeju tidak hanya bekerja di kampung halaman, tetapi juga merantau ke wilayah lain seperti Korea daratan, Jepang, bahkan sejauh Vladivostok dan Qingdao, untuk mencari nafkah secara musiman. Namun, karena sistem upeti kerajaan yang mewajibkan Jeju menyetor hasil laut, warga dilarang meninggalkan pulau selama lebih dari 200 tahun. Setelah larangan itu dicabut sekitar tahun 1850, Haenyeo mulai merantau ke daerah lain untuk bekerja. Kehidupan dan Budaya Haenyeo Para Haenyeo Jeju terbagi menjadi tiga tingkatan: Sanggun (atas), Junggung (menengah), dan Haggun (bawah), tergantung keterampilan dan pengalaman. Mereka memakai pakaian selam tradisional (mulot) dan alat seperti: Pelatihan dimulai sejak usia dini. Anak perempuan Jeju mulai belajar berenang dan menyelam di perairan dangkal (Aegibadang) sejak usia 7–8 tahun dan menjadi Haenyeo sejati pada usia 15–16 tahun. Banyak dari mereka tetap menyelam hingga usia 60-an, bahkan 70-an. Warisan Budaya dan Pengakuan Internasional Budaya Haenyeo mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta mengajarkan nilai kerja sama, pengetahuan lingkungan laut, dan tradisi komunitas. Budaya ini mencakup: Karena nilai-nilai ini, budaya Haenyeo Jeju diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Korea (No. 132) pada tahun 2017, dan lebih dahulu diakui UNESCO pada tahun 2016 sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage of Humanity) dengan nama “Culture of Jeju Haenyeo (Women Divers)”. Tantangan dan Masa Depan Budaya Haenyeo Sayangnya, jumlah Haenyeo terus menurun karena penuaan, perubahan iklim, dan penurunan sumber daya laut. Oleh karena itu, pengakuan global lewat media seperti Netflix dan dokumenter BBC-JTBC sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pelestarian budaya ini. Kita berharap budaya penyelam wanita Haenyeo tidak hanya bertahan di Korea tetapi juga semakin dikenal sebagai warisan budaya dunia yang mencerminkan kearifan lokal, keberanian perempuan, dan kehidupan yang selaras dengan alam.

Read more